Header Ads

Berbagai Pantangan di Pura Gunung Kawi Bali

Pulau Bali adalah sebuah pulau eksotis yang ada di Indonesia. Pulau Bali dijuluki sebagai pulau seribu pura. Karena memang di sana kita bisa menemukan ribuan pura. Masing-masing rumah milik masyarakat Hindu-Bali pasti memiliki pura kecil di rumahnya. Di tiap desa juga ada Pura. Di tiap kabupaten ada Pura. Semua pura kecil dan besar itu jika dihitung pastilah jumlahnya ribuan.

Pura menyimpan misteri sendiri untuk masyarakat, terutama masyarakat luar Bali. Pura meskipun merupakan tempat ibadah yang sakral ternyata dianggap pula sebagai tempat mistis, tempat bersemayamnya ruh-ruh. Memang bila merasakan energi yang beredar di pura, energinya terkesan dingin dan sunyi. Terasa sekali banyak makhluk gaib di sana. Apalagi biasanya pura-pura besar terteletak di daerah yang rindang pepohonan, bahkan gunung.

Seperti Pura Gunung Kawi yang disebut-sebut sebagai khayangan jagad ini terletak di dusun Penaka, desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar-Bali. Kompleks Pura ini dibelah oleh sungai sehingga terbagi menjadi dua wilayah, barat dan timur. Atas titah presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Di sungai dibangun jembatan untuk menghubungkan wilayah pura bagian barat dan timur tersebut.



Pura Gunung Kawi memiliki mayoritas arsitektur berupa candi. Di bagian utara pura terdapat 5 buah candi dan beberapa buah ceruk. Semua candi ini menghadap ke arah barat. Dan candinya dipahatkan pada tebing batu cadas setinggi 10 meteran. Lalu di bagian selatan pura juga ada candi lagi, tapi satu buah dan menghadap ke utara. Maka melihat bagaimana kontruksi candinya, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan candi memiliki orientasi arah menghadap ke sungai Pakerisan.

Sebagaimana pura-pura besar lain di Bali. Pura Gunung Kawi juga ramai didatangi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Nah, terdapat beberapa pantangan yang mesti diperhatian sebelum memasuki kompleks pura Gunung Kawi. Janganlah menganggap remeh pantangan ini karena memang ini sudah pakemnya demikian, bila dilanggar tentu sama saja tidak menghormati Sang Hyang Widhi, ruh-ruh leluhur Bali dan tentunya masyarakat Hindu Bali. Dan bila sampai melanggar dan celaka, tanggung sendiri resikonya.

Berikut beberapa pantangan di Pura Gunung Kawi Bali:
Bagi wisawatan berjenis kelamin perempuan yang sedang datang bulan dilarang memasuki kompleks candi. Oleh karena perempuan tersebut secara badaniyah maupun ruhaniyah memang sedang dalam kondisi kotor. Sedangkan pura Gunung Kawi merupakan tempat ibadah yang sakral atau suci.Orang yang sedang mengalami CUNTAKA, yaitu: memiliki keluarga atau kerabat dekat yang meninggal dunia dilarang masuk pura Gunung Kawi.Pengunjung yang mengambil air suci Tirta Susu dilarang makan daging sapi. Karena daging sapi bagi penganut agama hindu merupakan binatang sakral yang tidak boleh dimakan.Pengunjung yang memasuki area pertapaan tidak boleh memakai alas kaki. Area pertapaan hanya digunakan untuk ibadah ummat Hinda saja. Jadi wisatawan dilarang keras untuk masuk.Begitulah beberapa pantangan di Pura Gunung Kawi Bali. Jangan anggap remeh pantangan tersebut agar acara melancong di Balinya selamat dan sehat selalu. Bila memang telah dengan sengaja atau tidak sengaja melanggar pantangan, lebih baik mencari juru kunci pura atau ketua adat di sana untuk diberi melakukan proses tolak bala atau dituntun berdoa memohon ampun kepada Tuhan dan ruh-ruh leluhur Bali.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.