Header Ads

Misteri Hilangnya Bom Atom Ketiga Amerika di Jepang

Pada 8 Mei 1945, Jerman menyerah. Sementara itu, pada 26 Juli, Amerika Serikat, Inggris dan China mengeluarkan “Deklarasi Potsdam” ke Jepang untuk menyerah tanpa syarat, “alternatif lain adalah kehancuran.” Namun Jepang mengabaikan ultimatum tersebut.



Demi memaksa Jepang menyerah, pada 6 dan 9 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom masing-masing di Hiroshima dan Nagasaki. Namun, setelah kedua bom atom itu dijatuhkan, ternyata ada sumber yang mengetahui bahwa Amerika sebenarnya menjatuhkan tiga bom atom ke Jepang, dua bom atom ditargetkan di Nagasaki, sementara satu bom atom lagi tidak meledak, hingga akhirnya hilang misterius.

Selama setengah abad lalu, dua negara adidaya nuklir AS dan Uni Soviet, selalu berusaha keras untuk menghindari masalah ini, namun, seiring dengan berjalannya waktu, rahasia penelitian bom atom Amerika Serikat perlahan-lahan telah diketahui dunia, tidak ada material yang paling otoritatif daripada organisasi yang mengembangkan dan memproduksi bom atom Amerika, demikian memoar letnan Jenderal Leslie Groves, pensiunan US Army.



Rencana semula membom tiga target

Pada 24 Juli 1945, dalam proposalnya kepada Kepala Angkatan Darat George C. Marshall, Groves mengusulkan penggunaan bom atom terhadap Jepang di empat lokasi masing-masing Hiroshima, Nagasaki, Kokura dan Niigata. Hingga pada akhir Juli 1945, tiga dari empat target bom atom pun ditetapkan, dalam catatan memoarnya, Groves menulis, “Hiroshima adalah target pertama, target kedua Kokura, dan Nagasaki adalah target ketiga.” Terkait pemboman ini, Amerika Serikat telah menyiapkan sejak awal tiga bom atom.

Grup Komposit ke-509 dari Angkatan Udara AS menyiapkan 7 unit pesawat untuk menjatuhkan tiga bom atom.

Menurut beberapa catatan sejarah, pada 9 Agustus 1945 pulul 03:49 dini hari waktu setempat, dua pesawat B-29 dan pesawat pengintai lepas landas dari pangkalan udara Tinian, Amerika Serikat, bertolak ke lokasi pengeboman. Ketika tiba di atas langit Kokura, Jepang, cuaca tampak mendung dan berkabut, sama sekali tidak bisa melihat target dengan mata telanjang. Akhirnya pesawat hanya terbang bolak-balik sekitar 45 menit di atas langit Kokura, hingga akhirnya memutuskan meninggalkan pemboman terhadap Kokura, lalu menuju ke target pemboman kedua, Nagasaki.

Setibanya di Nagasaki, tampak awan tebal juga menyelimuti segenap angkasa kota itu, namun, kali ini pesawat tidak mungkin kembali sambil membawa bom nuklir. Lalu memutuskan sementara membom menggunakan radar, dan ketika pesawat bersiap menjatuhkan bom, awan tebal di angkasa tiba-tiba berpencar, tak lama kemudian langit menjadi cerah, dan mereka akhirnya menjatuhkan dua bom nuklir. Setelah pemboman itu, U.S. Census Bureau Strategic memperkirakan puluhan ribu orang tewas dan lebih dari 60.000 orang luka-luka.



Bom atom telah dijatuhkan, namun banyak yang tidak tahu bagaimana situasi selanjutnya setelah bom atom itu dijatuhkan. Dari kedua bom atom ini hanya satu yang meledak.

Karena bom atom yang meledak ini menyimpang sekitar 2000 meter dari targetnya semula, sehingga tingkat kerusakan atau korban jiwa relatif lebih ringan dibandingkan dengan korban di Hiroshima. Sementara satu bom lain yang gagal meledak, masih utuh, tidak rusak. Setelah mendapat laporan itu, markas besar pasukan Jepang segera mengirim tim untuk mengawasi secara ketat bom yang gagal meledak itu.

Boleh dikata Jepang mendapat berkah dari balik musibah itu, karena mendapatkan sebuah bom atom, apabila memungkinkan, Jepang bisa saja menciptakan bom atom sendiri. Namun, kegagalan/ kekalahan bangsa Jepang telah dipastikan, lagi pula akselerator atom itu telah rusak dihantam bom pesawat Amerika. Jadi tidak mungkin lagi bisa membuat bom atom. Belakangan, atas pertimbangan dari sisi kepentingan nasional, Jepang lalu memutuskan menyerahkan bom atom itu kepada Uni Soviet.

Terbetik berita bahwa ketika Jepang menyerahkan bom atom yang tidak meledak itu ke Uni Soviet, pihak Uni Soviet juga telah membuat komitmen tertentu kepada Jepang. Karena Uni Soviet telah mendapatkan informasi penting dalam proses percobaan bom atom Amerika dari ilmuwan Inggris yang terlibat dalam percobaan terkait kala itu, lalu mendapatkan lagi barang pusaka berupa bom atom yang tidak meledak itu dari Jepang, dan dengan kecerdasan bangsa Soviet, maka dalam waktu relatif singkat, Uni Soviet berhasil meledakkan bom atom pertamanya pada 29 Agustus 1949.

Mendengar berita itu, Presiden AS Truman kala itu pun terperangah, dan selalu menggumam, “Benarkah informasi ini? Benarkah?”

Karena ia tahu betapa sulitnya untuk berhasil membuat bom atom, sejak akhir tahun 1938, peneliti Jerman bernama Hans dan Strushman membombardir uranium dengan neutron lambat, dan setelah terjadi pembelahan/ fisi, ilmuwan Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan para ilmuwan Jerman yang melarikan diri ke Amerika Serikat. Dimana setelah berupaya keras selama tujuh tahun, mereka baru berhasil membuat bom atom pertama, dan dalam hal ini, Amerika Serikat mengerahkan 500 ribu orang, menghabiskan dana sekitar US$ 2,3 milyar, mengingat biaya yang sangat besar ini jelas sulit diterima terhadap Uni Soviet yang baru pulih dalam perang.

Sehubungan dengan ini, Jenderal Groves pernah memperkirakan, bahwa setidaknya perlu 20 tahun bagi Uni Soviet untuk berhasil membuat bom atom. Sejarah itu sangat kejam, keuntungan dan kerugian selalu berubah. Konftrontasi nuklir antara AS dan Uni Soviet kala itu, membuat Jepang memiliki ruang yang luas untuk berkembang, karena sebagai negara yang kalah perang, Jepang dilarang mengembangkan kekuatan militernya.

Namun, justru hal ini membuat Jepang bisa menghemat puluhan miliar pengeluaran militer, yang dialihkan untuk pembangunan ekonomi nasional, sehingga dalam waktu relatif singkat membuat Jepang menjadi negara adidaya ekonomi dunia. Sementara Uni Soviet, dimana karena pengeluaran biaya militer yang sangat besar, sehingga merontokkan ekonominya, hingga akhirnya Uni Soviet pun tercerai berai.





Sampai hari ini, Amerika baru tahu, mengapa jumlah korban tewas dalam pemboman atom di Nagasaki ketika itu sangat jauh berbeda dengan perkiraan mereka sebelumnya, dan mengapa Uni Soviet bisa begitu cepat membuat bom atom dan bersaing dengan mereka.


Sumber: Erabaru.net

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.