Kisah Ahli Kubur Duduk Berdampingan Bersama Rasulullah
Jika kita mengaku umat Rasulullah, maka sudah pasti jika kita ingin bertemu dengan beliau di kehidupan akhirat kelak. Sungguh, orang yang bisa bersama Rasulullah di akhirat adalah orang yang sangat beruntung.
Percakapan Ahli Kubur Saat Duduk Berdampingan Bersama Rasulullah
Kisah nyata orang yang bersholawat ini menceritakan bahwa ada salah seorang di alam kubur yang mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW. Pada zaman dulu, ada seseorang yang kaya raya. Ia adalah saudagar yang mempunyai dua anak. Ibunya telah meninggal dunia mendahuluinya. Suatu ketika, saudagar itu mengalami sakit keras sampai menjelang sakaratul mautnya. Ia mewariskan seluruh hartanya dan tiga helai rambut Rasulullah pada kedua anaknya.
Kedua putranya ini membagi harta peninggalan sang ayah menjadi dua bagian yang sama. Kemudian, mereka juga hendak membagi tiga helai rambut Rasulullah SAW yang juga diwariskan itu.
Si abang pun memberikan tawaran untuk mereka memotong sehelai rambut Rasulullah menjadi dua bagian sehingga bisa dibagi secara adil. Si adik pun merasa sayang jika harus memotong rambut Rasulullah itu. Akhirnya ia tidak menyetujui rencana dari sang kakak.
Karena jengkel, sang abang pun menanyakan kepada sang adik, bagaimana jika si adik mendapatkan ketiga helai rambut Rasulullah, sedangkan si abang mendapatkan seluruh harta peninggalan ayahnya itu dan ia tidak akan memberikan sedikit hartanya saja untuk sang adik.
Adiknya ini terkenal dengan keshalehannya dan ia pun menyetujui perkataan sang abang. Ia setuju jika ia akan mendapatkan tiga helai rambut Rasulullah sedangkan semua hartanya diambil oleh sang abang.
Mulai saat itulah, si adik memasukkan tiga helai rambut Rasulullah di dalam sakunya dan selalu membawanya kemana pun ia pergi. Suatu ketika, ia mengeluarkan helai rambut itu dan menciumnya sambil mengucapkan shalawat kepada Rasulullah SAW.
Tak butuh waktu lama, untuk shalawatnya itu memberikan berkah yang luar biasa. Usaha yang dirintisnya menjadi sukses hingga membuatnya menjadi orang yang kaya raya dan memiliki harta melimpah. Sedangkan, sang abang yang dulunya mengambil seluruh harta warisan ayahnya akhirnya jatuh miskin karena sudah habis seluruh hartanya.
Suatu ketika, warga pun merasa sedih karena si adik telah meninggal dunia dengan keshalehannya itu. Pada malam hari, ada salah seorang ulama yang bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Saat itu ada seorang pemuda yang baru saja meninggal itu sedang duduk bersama Rasul.
Kemudian ulama itu bertanya, siapakah pemuda itu. Rasulullah menjawab bahwa pemuda itu adalah hamba Allah yang mendapatkan syafaat Rasulullah. Ulama pun penasaran apa yang telah dilakukan pemuda itu hingga ia mendapatkan syafaat dari beliau. Ternyata, selama hidup, pemuda itu sering mengirimkan shalawat kepada Rasulullah. Karena mimpi tersebut, sang ulama pun menjadi lebih semangat untuk mengajak umat muslim untuk memperbanyak shalawat kepada Rasulullah SAW.
Berdasarkan kisah shalawat Nabi Muhammad SAW tersebut menunjukkan betapa mulianya orang yang mengirimkan shalawat kepada Rasulullah. Bahkan dikatakan pahalanya melebihi sayap malaikat yang begitu banyak. Oleh karena itu, jika kita mengaku sebagai pengikut Rasulullah maka kita harus mengungkapkannya dengan bershalawat kepada beliau dan berusaha melakukan amalan yang telah dilakukan beliau. Tak membutuhkan waktu khusus, tempat khusus ataupun cara khusus untuk bershalawat sehingga kita bisa senantiasa melakukannya.
Post a Comment