Kisah Pilu Terbunuhnya Sayyidina Husain, Cucu Nabi Muhammad SAW
Kisah ini bermula ketika Husein memutuskan untuk pergi ke Irak karena suatu hal. Banyak orang yang telah menghalanginya untuk pergi karena akan ada pasukan dari Irak yang menghadangnya. Namun, ia tetap ingin berangkat hingga akhirnya kabar tewasnya Muslim bin Aqil membuat Husein sadar bahwa keputusannya untuk pergi ke Irak adalah salah. Saat ia hendak kembali, kaum Muslim pun mencegahnya untuk kembali. Mereka mengatakan bahwa janganlah pulang sebelum menuntut hukum atas meninggalnya ayah mereka. Karena rasa empati sesama muslim dan menghormati Muslim, Husein pun tetap berangkat ke Kufah dengan tujuan menuntut hukum atas pembunuh Muslim.
Bersamaan dengan itu, Ubaidullah telah mengutus al-Hurru dengan 1000 pasukannya agar menghadang Husein sehingga ia tidak bisa memasuki Kufah. Al-Hurru mencoba menghalangi Husein untuk memasuki daerah itu, tapi Husein mengatakan celakalah ibu al-Hurru dan menjauhlah. Kemudian, Husein mengatakan bahwa Demi Allah, jika saja yang mengatakan hal itu bukan Husein maka ia akan membalasnya agar ibunya dihindarkan dan dicelakakan. Tapi, karena ibu Husein adalah wanita yang paling mulia maka ia tidak akan melakukannya.
Saat Husein tiba di daerah Karbala dan bersamaan dengan 4000 pasukan lain dari Ubadiullah bin Ziyad yang dimpimin oleh Umar bin Saad. Husein bertanya apakah nama tempat dimana mereka sedang berada. Orang-orang itu menjawab bahwa tempat itu bernama Karbala. Husein mengatakan bahwa Karbun berarti musibah dan balaa’ berarti bencana.
Mengetahui jumlah pasukan yang begitu banyak, Husein memberikan dua alternatif, yakni mereka akan mengawalnya dan menjamin keamannya selama pulang atau mereka membiarkannya pergi menemui Yazid di Syam.
Umar memilih agar Husein menemui Yazid, tapi sebelumnya ia harus menghadap Ubaidullah terlebih dahulu. Namun, ternyata Ubadiullah tidak mengizinkan Husein pergi menemui Yazid, ia justru menginginkan Husein menjadi tawannya tapi Husein pun menolak.
Setelah itulah, terjadi peperangan yang tidak seimbang antara 5000 pasukan Irak dengan 73 orang dari pihak Husein. Kemudian, 30 orang dari pasukan Irak membelot dan bergabung dengan Husein. Peperangan ini membuat semua pasukan dari Husein gugur dan kini hanya Husein seorang diri. Orang-orang Kufah itu takut jika harus membunuh Husein karena mereka masih memiliki sedikit rasa hormat terhadap keturunan Rasulullah. Namun, Amr bin Dzi al-Jausyan justru melemparkan panah pada Husein hingga membuatnya terjatuh dan ia pun dikeroyok oleh orang-orang Irak hingga mati syahid. Inilah perjuangan Husein dalam mati syahidnya.
Dalam suatu riwayat, dikatakan bahwa Amr lah yang telah memotong kepala Husein tapi ada riwayat lain yang mengatakan bahwa Sinan bin Anas telah menggorok kepala Husein.
Kisah pilu terbunuhnya Sayyidina Husain, cucu Nabi Muhammad SAW dapat memberikan kita pelajaran hidup dan melanjutkan perjuangan umat Muslim terdahulu untuk membela dan menyebarkan ajaran Islam. Meskipun banyak cerita dengan berbagai versi, kita harus lebih cermat terhadap sumbernya apakah shahih atau tidak.
Berdasarkan kisah cucu Nabi Muhammad yang dipenggal kepalanya tersebut, seharusnya kita melanjutkan perjuangan umat Muslim terdahulu yang begitu besar pengorbanannya untuk agama Islam. Orang-orang yang berkorban dan berjuang di jalan Allah maka mati syahid akan membuatnya masuk ke dalam surga. Lantas, apakah kita tidak ingin mati dalam keadaan syahid? Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk berjuang di jalan-Nya.
Post a Comment