Kisah Tukang Kayu Menemani Mayat Konglomerat di Alam Kubur
Allah telah menetapkan masing-masing rezeki untuk seseorang. Meskipun demikian kita harus menjemput rezeki itu dengan berusaha. Namun, dengan rezeki yang tidak halal dapat mendapatkan siksa dari Allah SWT. Kisah ini bermula saat ada seseorang yang sangat kaya menuliskan surat wasiat. Surat itu berisi, barang siapa yang dapat menemainya selama 40 hari di alam kubur setelah ia meninggal nanti, maka ia akan memberikan setengah hartanya.
Seorang ayah yang konglomerat itu bertanya kepada anak-anaknya, apakah ada di antara mereka yang sanggup memenuhi surat wasiat itu. Mereka justru mengatakan bahwa tidak ada kesanggupan karena setelah itu ayahnya sudah menjadi mayat.
Ia juga memanggil adik-adiknya dan bertanya hal yang sama. Mereka justru mengatakan, apakah orang itu sudah gila, karena tidak mungkin ada yang mau menemaninya selama itu di dalam tanah. Ia pun bersedih dan meminta ajudannya untuk menyebarkan kabar itu pada seluruh masyarakat di negeri itu.
Hingga akhirnya, orang kaya itu telah meninggal. Kabar ini pun langsung didengar oleh salah seorang tukang kayu yang miskin. Ia bergegas menemui ahli waris untuk memberitahukan kesanggupannya untuk menemani mayat selama 40 hari itu. Orang kaya itu pun dimakamkan di makam yang sangat mewah dengan segala perlengkapannya. Mayat itu dimasukkan ke dalam kubur begitu juga dengan tukang kayu. Ia hanya berbekal kapak agar masih bisa bekerja mencari nafkah.
Setelah tujuh langkah orang terakhir, datanglah dua malaikat, yakni Munkar dan Nakir. Tukang kayu itu pun menyadari dan menjauh dari si mayit. Kedua malaikat itu tidak menghampiri si mayit tapi justru mendekati si tukang kayu. Malaikat bertanya apa yang dilakukannya di dalam kubur itu. Ia menjelaskan bahwa ia akan menemani si mayit untuk mendapatkan hartanya. Malaikat bertanya mengenai harta yang dimiliki si tukang kayu. Ia menjawab hanya kapak. Malaikat bertanya dari mana ia mendapatkan kapak itu, apa yang dilakukannya dengan kapak itu, pohon siapa yang ditebang olehnya, milik siapa pohon itu, bagaimana ia memotong pohon itu menjadi kayu. Semua pertanyaan ini dilontarkan secara berangsur-angsur dalam 39 hari dia di dalam alam kubur. Pada hari ke-40, malaikat kembali menanyakan tentang kapak yang dimilikinya tu. Saat itulah ia membuka pintu dan keluar dari alam kubur itu. Di luar banyak orang yang telah menunggu keluarnya ia dari alam kubur. Tapi, ia justru lari terbirit-birit sambil mengatakan kepada kumpulan orang-orang itu untuk mengambil saja separuh harta yang dijanjikan.
Sesampainya di rumah, ia menceritakan segala yang terjadi pada istrinya. Ia mengatakan bahwa dengan satu-satunya harta, yakni kapak, saja malaikat telah memberinya pertanyaan begitu banyak dan dalam 40 hari itu terus ditanya seputar kapak. Bagaimana jika ia memiliki harta yang lebih banyak, maka akan lebih lama dan banyak pula pertanyaan yang diberikan.
Berdasarkan cerita tukang kayu yang jujur di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa apa yang kita miliki saat ini akan dipertanggungjawabkan. Darimana kita mendapat harta itu, untuk apa hartanya, apa saja yang telah dilakukan selama hidup, apa yang dilakukan saat muda, dan sejauh mana ilmu kita diamalkan. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut.
Post a Comment