Sejarah Urban Legend Pastur Jeruk Purut
Urban Legend Pastur Jeruk Purut – Di ceritakan pada tahun 1986, ada seorang penjaga tempat pemakaman umum atau biasa disebut TPU di daerah Jeruk Purut yang pada saat itu sedang bertugas jaga malam, pada saat itu penjaga malam itu melihat sesosok pastur yang tak berkepala sedang berjalan santai di antara makam perkuburan
Pastur Jeruk Purut itu terlihat berjalan sambil menenteng kepalanya sendiri dan di belakang sang pastur diikuti oleh seekor anjing hitam besar. Konon, menurut cerita yang beredar, pastur ini sedang mencari kuburannya. Ia mencari-cari kuburannya yang sebenarnya bukan berada di daerah tersebut, melainkan di unit TPU Kristen Tanah Kusir, sedangkan di TPU Jeruk Purut hanya ada pemakaman unit Islam.
Sapri Saputra, adalah salah satu nama penjaga makam yang melihat hantu pastur kepala buntung itu, hingga saat ini ia masih tetap menjadi penjaga di makam TPU Jeruk Purut tersebut dan telah menjadi juru kunci atau kuncen serta orang yang dituakan di TPU Jeruk Purut tersebut.
Kesaksian dari Bapak Sapri ini lah yang kemudian membuat cerita Urban Legend Pastur Jeruk Purut menyebar luas kemana-mana dan hingga kini sosok hantu “Sang Pastur Kepala Buntung” telah menjadi sebuah urban legend di tempat pemakaman Jeruk Purut tersebut.
Konon menurut warga sekitar, jika kita berkeinginan untuk menemui sang pastur legendaris ini, Kita harus datang tepat pada tengah malam Jumat dengan jumlah orang ganjil (sendirian atau bertiga).
Kesaksian Lain : Sejak kecil, Asmari (36), anaknya Bapak Sapri, ia telah terbiasa tinggal di kawasan areal pemakaman Jeruk Purut.
Ayahnya adalah seorang pegawai Pemda yang dulunya pernah bekerja di pemakaman itu. Semenjak ia lulus dari SD (1986), Asmari telah menjadi pengurus makam non-karyawan TPU Jeruk Purut ia mengikuti jejak ayahnya yang dulu juga pernah bekerja disitu.
Menurut pengakuan Asmari, pengalamannya dalam bertemu dengan sosok makhluk-makhluk gaib merupakan hal yang sudah biasa baginya, mulai dari melihat sosok penampakan kuntilanak, maupun kuntilanak laki, tuyul, pocong, gerenduwo dan lain sebagainya.
Pada suatu hari menjelang petang (magrib) di tahun 1986, Asmari hendak pulang ke rumah bersama ditemani dengan ayahnya. Mereka berdua tiba – tiba dikejutkan oleh sesuatu, karena melihat seorang anak kecil telanjang bulat tengah asyik sendirian bermain berlarian di antara tanah makam kuburan sambil tertawa-tawa cekikikan. Anak itu lalu berteriak dan meminta uang kepada Asmari.
Asmari heran karena anak itu masih terlihat asing baginya atau tak dikenalinya, sementara ia sangat mengenal dengan semua penduduk yang ada di kampung belakang Jeruk Purut. Dulu disitu memang hanya ada satu kampung yang dimana penduduknya tidak terlalu banyak jumlah penghuninya.
Ketika ditanya tentang latar belakangnya, anak kecil ini malah pergi berlari ke dalam salah satu makam keramat, sebuah tempat makam tradisional khas Betawi. Asmari lalu pergi mengikutinya kemana arah perginya anak itu,hingga ke dalam makam keramat itu, dan tentu bisa ditebak anak itu menghilang entah kemana.
loading...
Related
Post a Comment