Penampakan Miss Kunti Saat Bulan Purnama
Sekitar pukul 20.32 malam, aku beserta dengan temanku vina, sinta, dan reza sedang duduk-duduk di teras rumahku. Kami pun membahas tentang rencana liburan akhir semester ini. “Kita liburannya ke tempat yang gak jauh saja” kata sinta. “Gak asik ah kalau tempatnya gak jauh” balas vina. “Terus kalian berdua enaknya kemana? Ke mekkah kah” jawab reza dengan kesal.
Memang temanku vina dan sinta ini sangat sulit di satukan jika menyangkut tentang rencana liburan. Aku pun hanya tersenyum saja melihat perdebatan antara sinta dan vina. “Bismi kok diam saja, bantulah aku buat ngusulin kemana tempat libur kita” kata reza. Vina dan sinta pun mengangguk setuju. “*Eum gimana kalau ke takengon saja, di laut tawar” usulku. “Malas ah ke takengon udaranya dingin banget kayak di musim es” bantah sinta.
Sedang asyik-asyiknya kami berbicara, tiba-tiba lampu pun padam. Reza pun menuju ke dalam rumahku untuk mengambil lilin. Tinggal kami bertiga di luar, tak sengaja sinar bulan menerangi pohon mangga yang tidak jaraknya terlalu jauh dari teras rumahku. “Eh kalian lihat deh itu apa ya putih-putih” tanya vina. Sinta pun kelihatan pucat, sepertinya dia tau apa itu.
“Mungkin itu karung kali” jawabku, karena aku tahu bahwa itu adalah si kunti. Tetapi vina tak percaya apa yang ku katakan, dan dia tetap mengamati si kunti itu. Tiba-tiba ku lihat si kunti menampakan dirinya, jelas sekali dari kejauhan bahwa dia melayang di barengi dengan muka pucatnya dan pakaiannya yang lusuh. Sinta pun berteriak sejadi-jadinya dan dia pun pingsan, tak lama kemudian lampu pun kembali hidup.
Aku, vina, dan reza pun panik, “kamu darimana saja sih, lama amat ambil lilinnya kayak di hongkong saja” kata vina marah. Reza pun tak berkata apa-apa, karena dia tahu bahwa dia salah. Tak lama kemudian kakekku pun datang, dan dia pun membangunkan sinta. Entah dengan cara apa kakekku membangunkan sinta, karena kami bertiga di suruh masuk ke dalam rumah. Sejak kejadian malam itu aku, vina, sinta, dan reza tidak berani lagi duduk di teras rumahku saat bulan purnama. Cukup sekian cerita dariku, wassalamualaikum.
Post a Comment