Kisah Si Pengemis yang Menyindir
Sekarang ini makin marak pengemis yang ada di jalanan. Penghasilan yang banyak, membuat orang-orang memilih untuk menjadi pengemis saja, meskipun keadaan fisiknya masih bisa untuk mencari pekerjaan yang lebih baik lagi. Inilah kisah pengemis yang menyindir kita.
Mengemis tapi kaya…?
Baru-baru ini marak diberitakan seorang pengemis dengan penghasilan puluhan juta dalam satu bulannya. Bahkan penghasilan pengemis kaya Indonesia ini melebihi seorang manajer suatu perusahaan. Selain itu, penghasilan yang banyak ini bebas dari pajak sehingga masih utuh seperti yang dihasilkannya. Lantas, apakah kita harus melakukan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak? Tentu saja tidak.
Sebuah hadits menjelaskan bahwa apabila seseorang terus menerus meminta-minta pada orang lain sampai hari kiamat kelak, maka ia akan dibangkitkan dengan wajah tanpa daging.
Hadits lain menceritakan bahwa suatu ketika rasulullah bersabda bahwa bersedekah adalah wajib bagi setiap umat muslim. Kemudian salah seorang sahabatnya bertanya, bagaimana jika ia tidak sanggup. Rasulullah menjawab, cukup ia dengan bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak meminta-minta. Lalu sahabat rasul kembali bertanya bagaimana jika ia tetap tidak sanggup. Rasulullah pun menjawab cukup dengan membantu orang lain yang sedang membutuhkannya. Ia kembali bertanya jika masih tak sanggup melakukannya. Rasulullah menjawabnya bahwa cukup untuk kita menahan diri agar tidak melakukan keburukan maka itu berarti kita sudah bersedekah.
Apabila kita bekerja di jalan yang benar dan dengan niat yang bersih, maka dapat dihitung sebagai berjuang di jalan Allah. Suatu ketika Rasulullah sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya. Kemudian ada seorang laki-laki yang tegap dan gagah lewat di hadapan mereka. Saat itu, seorang sahabat mengatakan seandainya laki-laki itu berjuang di jalan Allah dengan tubuhnya yang tegap dan gagah itu, maka ia adalah laki-laki yang hebat. Mendengar hal tersebut, Rasulullah langsung menegur sahabatnya itu seperti yang ada di dalam sebuah hadits.
Hadits mengatakan bahwa jika pemuda itu bekerja untuk mencukupi dirinya sendiri agar tidak menyusahkan orang lain atau meminta-minta maka ia sudah berjuang di jalan Allah. Apabila ia bekerja untuk keluarga dan sanak saudaranya yang lemah maka ia sudah berjuang di jalan Allah. Namun, jika ia bekerja hanya untuk menumpuk harta dan berbangga-bangga maka ia telah berada di jalan setan.
Selain itu, bekerja juga dapat bernilai ibadah. Seperti dalam sebuah dalil yang mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia dan jin hanya untuk menyembah kepada-Nya. Oleh karena itu, kita harus mencari pekerjaan yang halal dan melakukannya sepenuh hati agar bernilai ibadah di hadapan Allah. Untuk itu, kita tidak seharusnya bertanya berapa upah kita dalam bekerja tapi apakah Allah ridho dengan apa yang kita kerjakan.
Meskipun pekerjaan pengemis kaya raya ini dipandang rendah. Tapi paling tidak, seorang pengemis hanya menerima uang atau harta yang diberikan secara ikhlas oleh pemberinya. Jika seseorang tidak ikhlas untuk memberikan hartanya untuk pengemis maka mereka tidak akan memberikannya dan tidak ada yang memaksa. Lantas, bagaimana dengan seorang koruptor, pencuri, atau pemakan harta riba. Mereka menerima harta yang tidak diridhoi oleh pemberinya. Sudah pasti, rakyat tidak akan rela jika harta jerih payahnya selama ini diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab itu. Ingatlah bahwa memakan harta haram akan memberikan keburukan pada kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Post a Comment