Malam Persami yang Mencekam
Seperti, dia seperti melihat seseorang berjalan-jalan di belakang kelas atas (karena kelas ada yang agak di atas, bukan lantai 2) tapi dia tidak terlalu menganggapnya serius. Setelah acara-acara kita lewati dengan lancar tiba saatnya untuk tidur. Karena kita di sini sebagai senior maka kita yang bergantian untuk berjaga-jaga sepanjang malam (karena setiap ada kemah atau persami saya selalu tidak tidur sampai besok siangnya lagi).
Ketika kami sedang asyik mengobrol, kurang lebih ada 6 orang di depan kelas sambil berjaga, kejanggalan pada temanku yang tadi muncul lagi. Dia langsung bercerita ke kami kalau dia melihat seseorang hitam berjalan mondar-mandir di dalam kelas yang tadi sore dia lihat. Singkat cerita, karena sudah larut malam kita memutuskan untuk berjaga di dalam kelas, pada saat itu aku memakai jaket putih yang kemudian di pinjam temanku yang lain untuk berselimut.
Tapi tiba-tiba saya melihat ada sebuah kursi di tengah-tengah orang yang sedang tidur di depan saya dengan jaket putih saya yang di pinjam teman tadi. Padahal sangat jelas bahwa sebelumnya tidak tidak ada kursi di sana dan jaket saya masih di pakai teman. Pada saat itu juga saya berbisik ke teman saya (yang dari sore mendapat gangguan) yang duduk di sebelah saya “Ret, kamu lihat ada jaket putih di atas kursi?”. Belum sempat Retno menjawab dia langsung menangis di pundak saya. Sontak saya kaget kenapa dia tiba-tiba menangis.
Pada saat itu Retno di bawa ke ruang panitia dan di netralisir di sana, dia sudah berhenti menangis tetapi pandangannya masih kosong. Setelah kejadian itu sebelum subuh, barulah teman-teman yang ada di kelas yang sama dengan saya dan Retno tadi mulai bercerita. Salah satu teman ada yang bercerita kalau sebenarnya dia melihat sosok astral di kelas atas belakang yang kebetulan terlihat dari ruangan tadi, dan itu adalah gudang yang tidak di rawat.
Dan ada juga yang berkata bahwa dia melihat pocong sedang mengawasi kita dengan mata merah di pojokan jendela luar kelas. Kemudian ada salah seorang teman juga yang bercerita tentang pohon kakao dan mangga yang ada di halaman kelas belakang atas. Katanya kita tidak boleh mengambil buah kakao walaupun sudah masak, jangankan buah, daunnya pun tidak boleh di ambil, dan pohon mangga pun setiap kali berbunga lebat tapi tak satupun yang tumbuh menjadi mangga.
Pernah suatu saat anak kelas sebelah memetik buah kakao yang kebetulan buahnya cukup banyak saat itu. Sebenarnya sih di suruh sama guru pengajarnya saat itu, tapi entah karena kebetulan atau apa, satu kelas yang memakan buah tadi seluruh badannya menjadi gatal-gatal. Back to Retno, setelah pagi dan semua kembali normal begitu pula dengan Retno.
Dia akhirnya bercerita bahwa dia tidak ingat kalau dia menangis sepanjang malam, yang dia ingat hanyalah dia seperti melihat seseorang sedang berdiri di antara anak-anak yang tidur, dan bersamaan itu dia teringat dengan ibunya yang sedang di luar negeri dan setelah itu dia sudah tidak ingat apa-apa lagi. Oke cukup sekian cerita dengan judul malam persami yang mencekam, terima kasih sudah mau membaca cerita saya ini. Dan saya tegaskan lagi bahwa ini cerita nyata yang saya alami sendiri. Oke thank’s for your attention guys.
Post a Comment