[Nyata] Malam Maghrib
Aku Roy, seorang anak laki-laki dari keluarga yang mencukupi. Kami di kota kecamatan yang namanya Cikampek, kalian pasti tidak asing dengan nama tersebut terlebih apabila libur panjang tiba khususnya saat menjelang lebaran. Kisah horror yang ingin aku ceritakan ini terjadi pada bulan Desember tahun 2016, maka izinkanlah aku untuk bercerita.
Pagi
itu hari minggu, cuaca yang cerah membuat udara luar sangat nikmat rasanya. Sehari
sebelumnya ada sebuah pengumuman bahwa pada hari ini akan ada mati listrik dari
pukul 7 pagi hingga 5 sore, maka dari itu aku mengajak pacarku, Rini, untuk
berjalan-jalan menggunakan sepeda motor. Pukul 11 siang akhirnya kami pergi
menuju Karawang, sedangkan kedua orang tuaku pergi ke kebon untuk mengecek
hasil kerja tukang disana.
Sepanjang
perjalanan kami banyak mengobrol. Mulai dari hal yang penting hingga hal yang
gak penting sama sekali, salah satunya adalah kita suka menggoda pengguna motor
lainnya yang sedang bersama pacarnya juga tetapi perempuannya gak dikasih helm “cie
cie mesra banget, kalau sayang kasih helm dong” begitu ganggu kami ke mereka. Sudah
1 jam setengah kami menempuh perjalanan, akhirnya kami sampai juga di salah
satu mall yang terkenal di Karawang. “mau ngapain kita?” tanyaku kepada Rini. “terserah
kamu aja roy, aku ngikut aja” “ya tapi mau ngapain nih rin? Apa kita nonton aja
gitu? Ada Bulan Terbelah di Langit Amerika 2 tuh kayanya seru juga sih” “yasudah
boleh deh kalau begitu”. Akhirnya kami menonton film tersebut.
Setelah
selesai menonton, rupanya diluar hujan deras bahkan bisa dibilang terjadi hujan
angina yang sangat besar sehingga menuntut kami untuk menunggu hujan reda. Kami
menunggu disalah satu tempat untuk meminum minuman hangat, sembari menunggu
hujan reda kami pun banyak mengobrol ya hitung-hitung melepas bosan. Tak terasa
jam sudah menunjukkan pukul 16:30, aku pun mengintip keadaan diluar dan
ternyata hujannya sudah reda lalu kami langsung menuju parkiran motor.
“rin,
pake nih jas hujan. Aku bawa 2 soalnya” ucapku sambil memberikan jas hujan
kepada Rini agar tidak sakit karena kebasahan terkena hujan. Perjalanan pulang
dihiasi dengan hujan dan sedikit banjir memperlambat perjalanan kita, aku
terpaksa memacu sepeda motor paling kencang hanya 40KM/jam. Sesampainya kita di
rumah Rini jam sudah menunjukkan pukul 18:10, karena aku takut waktu semakin
malam maka aku langsung saja menuju rumah. Perjalanan dari rumah Rini ke rumah
ku butuh waktu sekitar 25-30 menit.
Jalanan
yang minim penerangan dengan pohon-pohon besar dipinggiran jalan serta sepinya
keadaan jalan membuat keadaan menjadi cukup horror. Aku merasa tidak enak
karena sesekali seperti ada yang berbisik ditelingaku, bahkan motor sempat
oleng dengan sendirinya seakan ada orang yang duduk dibelakang padahal
kecepatanku hanya 40KM/jam. Tak sampai disitu, aku melihat sosok yang sedang
menyeberang sudah tepat ditengah jalan namun saat aku mendekatinya tiba-tiba
sosok hitam tersebut menghilang. Aku berusaha menenangkan diri dan memperlambat
kecepatan, untungnya tidak ada gangguan lagi hingga aku sampai di rumah.
“padahal
udah mau jam 7, kenapa masih mati aja listriknya sih” ucapku saat sampai di
perumahan. “mah pah, bukain pintu” teriakku, tapi tidak ada yang menyaut. Perumahan
terasa sangat mencekam, tidak ada cahaya sama sekali bahkan tetangga pun
seperti tidak ada nyawanya. Aku mencoba menelpon orang tuaku namun jawaban yang
aku terima membuatku takut, bukannya dering menghubungkan yang terdengar tetapi
suara bisikan halus yang menyeramkan terdengar dari telepon genggamku. Aku coba
berteriak memanggil orang tua tetapi balasan yang diterima sungguh membuat bulu
kuduk merinding, saat aku berteriak “mah pah” tetapi yang menjawab adalah
bisikan yang sangat halus berkata “iyaaa” lalu diikuti suara gemuruh entah
darimana.
Aku
sudah sangat ketakutan dengan semua gangguan tersebut. Aku mencoba menelpon
kembali tetapi bisikan halus tersebut muncul kembali bahkan telepon genggamku
sempat eror tidak bisa menyala. Aku duduk diatas sepeda motorku, menatap
sekitar yang sangat gelap. Keadaan gelap dan hujan membuat keadaan semakin
menyeramkan. Aku coba menelepon sekali lagi, untunglah kali ini menyambung. Orang
tuaku berkata bahwa di rumah tidak ada siapapun dan beliau menyuruhku untuk
datang ke salah satu rumah makan untuk bertemu dengannya.
Aku
nyalakan sepeda motor, aku tancapkan gas dengan kencang dan terlihat di spion
bahwa ada sosok putih sedang berduduk santai di teras rumah. Aku tidak
mempedulikannya dan berkata “setan sialan bangke!”. Sesampainya di rumah makan,
aku lega bertemu keluargaku. Aku tidak berani bercerita yang aku alami
kepadanya karena takut adikku akan ketakutan di rumah. Selesai makan, kami
kembali ke rumah dan ternyata listrik sudah menyala kembali dan sosok putih
yang duduk di teras rumah pun pasti sudah pergi.
-----------------------------------------------------
IDENTITAS PENGIRIM DISAMARKAN
-----------------------------------------------------
Punya cerita dan pengalaman mistis? ayok kirimkan ceritamu untuk diupload di blog ini.
caranya gampang banget! kirimkan ceritamu yang sudah tersusun rapih dalam bentuk word atau txt atau text langsung di email dan kirimkan ke richieimani1.ri@gmail.com dan jangan lupa untuk mencantumkan identitas diri dan akun sosial media kamu ya!
Post a Comment